Teknologi Rem Otomotif Darurat: Dari Dasar hingga Keuntungan yang Nyata

Daftar Isi

Sinyaltekno.com – Keamanan berlalu lintas merupakan elemen krusial dalam kemajuan industri otomotif.

Dengan bertambahnya banyaknya mobil di jalanan, potensi untuk mengalami kecelakaan pun menjadi lebih besar.

Salah satu terobosan yang diciptakan guna menekan tingkat kejadian kecelakaan adalah sistem pengereman otomatis, dikenal juga sebagai Rem Darurat Otomatis (Automatic Emergency Braking/AEB).

Berdasarkan informasi dari kanal YouTube Danang Vlog Channel (11/5), berikut merupakan elemen penting, mekanisme operasional, serta keuntungan dari AEB.

Bagian Penting pada Sistem Pengereman Otomatis darurat

Agar dapat beroperasi dengan efisien, sistem pengereman otomatis memiliki sejumlah bagian penting yang bekerja secara sinergi.

Tiap elemen mempunyai fungsi khususnya sendiri-sendiri, yaitu sebagaimana dijelaskan berikut ini.

1. Radar

Radar merupakan salah satu elemen penting dalam jaringan pengereman otomatis yang umumnya terpasang di area depan mobil, misalnya pada grille atau bumper.

Radar beroperasi dengan mengirimkan sinyal gelombang elektromagnetik yang selanjutnya akan direfleksikan kembali oleh benda-benda di area mobil.

Sistem akan memeriksa kembali sinyal tersebut guna menghitung jarak serta kecepatan relatif antara kendaraan dengan benda yang ada di depannya.

Apabila sistem menangkap adanya kemungkinan mobil mendekat pada kecepatan yang tinggi terhadap suatu benda, maka sistem ini akan menyampaikan peringatan kepada supir dan memicu pengereman secara otomatis apabila dibutuhkan.

2. Kamera dan Sistem Penginderaan Optikal

Selain radar, banyak sistem rem otomatis juga dilengkapi dengan kamera dan sensor optik untuk mendeteksi objek di sekitar kendaraan.

Kamera tersebut dirancang untuk mendeteksi kendaraan lain, pengguna jalan sepeda, tanda-tanda lalu lintas, serta situasi di jalanan.

Keunggulan kamera dibanding radar adalah kemampuannya dalam mengidentifikasi objek secara lebih spesifik.

Kamera mampu mengenali perbedaan di antara mobil, pengendara sepeda, dan sepeda motor, sehingga sistem rem akan menyesuaikan tindakannya berdasarkan jenis benda yang dideteksinya.

3. Deteksi dan Pengukuran Jarak dengan Menggunakan Cahaya (LIDAR)

LIDAR adalah teknologi yang semakin banyak digunakan dalam sistem rem otomatis, terutama pada kendaraan otonom.

Berbeda dengan radar yang menggunakan gelombang elektromagnetik, LIDAR bekerja dengan memancarkan cahaya untuk mengukur jarak dan membangun gambaran dimensi dari lingkungan sekitar.

LIDAR mampu mengenali obyek secara lebih tepat, mencakup dimensi serta rupa mereka, hal ini amat bermanfaat pada kondisi yang rumit.

4. Unit Kontrol Elektronik (UE)

ECU merupakan inti kontrol pada sistem rem otomotif. Bagian ini menganalisis informasi yang diterima dari sejumlah sensor serta kamera guna memutuskan apabila pengereman mendesak harus dijalankan atau tidak.

ECU menggunakan algoritma kecerdasan buatan untuk memprediksi potensi kecelakaan berdasarkan data yang dikumpulkan.

Jika sistem mendeteksi risiko tabrakan, sistem akan memberi peringatan kepada pengemudi terlebih dahulu untuk memberi kesempatan merespons secara manual.

5. Sistem Pengereman

Komponen terakhir adalah sistem pengereman itu sendiri. Sistem ini mengirimkan perintah untuk melakukan pengereman darurat.

Setelah menerima sinyal dari ECU, sistem pengereman akan mengaktifkan rem dengan tekanan yang sesuai untuk mengurangi kecepatan atau menghentikan kendaraan secara total.

Setelah mengetahui erbagai komponen yang ada, maka berikut dalah cara kerja dari system rem otomatis atau AEB.

Bagaimana Sistem Pengereman Darurat Otomatis Berfungsi

1. Pengenalan Objek dan Evaluasi Resiko

Sensor radar, kamera, ataupun lidar bakal selalu memantau area sekeliling serta mendeteksi benda-benda yang berada di depan kendaraan.

Apabila sistem menemukan benda yang mungkin membahayakan, sistem itu sendiri akan memulai pengukuran jarak serta kecepatan relatif terhadap benda tersebut.

2. Evaluasi dan Ramalan Resiko Kecelakaan

Sistem tersebut akan memeriksa informasi yang terkumpul lalu menentukan probabilitas bentrokan.

Apabila sistem mengenali bahwa mobil mendekati benda lain dengan cepat dan tak terlihat indikasi rem yang diberikan oleh supir, maka sistem tersebut bakal memperkirakan derajat bahaya benturan.

Jenjang resiko tersebut ditentukan oleh elem-elem seperti kelajuan kendaraan, jarak terhadap benda, serta arah gerakannya.

3. Peringatan kepada Pengemudi

Apabila sistem mendeteksi ada ancaman bentrokan, tindakan awalnya ialah memberi peringatan terhadap supir kendaraan tersebut.

Peringatan ini dapat berupa suara, getaran pada setir atau pedal gas, atau tampilan visual di panel instrumen.

4. Aktivasi Rem Otomatis

Apabila pengendara tak merespons pada peringatan dalam jangka waktu pendek, maka sistem tersebut akan menyalakan rem secara otomatis.

Rem ini dapat dijalankan dengan cara bertahapan atau seketika, bergantung pada derajat seriusnya ancaman bentrokan yang mungkin terjadi.

Berdasarkan cara kerjanya, sudah jelas apa saja keuntungan yang ditawarkannya. Meski begitu, berikut adalah daftar lengkap manfaat tersebut.

Manfaat Rem Otomatis Darurat

1. Mencegah Kecelakaan

Rem otomatis mempermudah peningkatan keamanan dengan mengurangi potensi bentrokan di bagian belakang akibat lambannya respon pengendara.

Melalui implementasi sistem ini, kendaraan akan mampu menanggapi keadaan darurat dengan lebih cepat, yang pada gilirannya bisa meminimalkan potensi terjadinya bentrokan.

2. Menjaga Keamanan Pedestrian dan Pemakai Jalan Lain

Sistem ini sangat berguna untuk menghindari kecelakaan yang mencakup pejalan kaki atau pemakai infrastruktur jalanan lainnya, terlebih lagi di daerah perkotaan dengan tingkat lalu lintas yang tinggi.

Keahliannya dalam menangkap gambar objek berukuran kecil seperti pedestrian dan pengendara sepeda motor sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang serius.

3. Meminimalkan Dampak Kecelakaan dan Rusaknya Kendaraan

Apabila tabrakan tak bisa dielakkan sama sekali, sistem pengereman otomatis mampu mengecilkan akibatnya dengan memperlambat laju kendaraan sebelum bertabrakan terjadi.

Ini dapat menurunkan risiko cidera bagi supir dan penumpang serta kerugian pada mobil.

4. Memperbaiki Keamanan Berlalulintas secara Umum

Seiring bertambahnya jumlah kendaraan yang dilengkapi dengan fitur pengereman otomatis, keamanan pada jalan raya pun bisa ditingkatkan.

Inovasi teknologi ini berperan dalam menurunkan tingkat kejadian kecelakaan, sehingga membuat jalan menjadi lebih selamat untuk setiap penggunanya.

***

Posting Komentar